Suntik Silikon Efek Samping dan Bahaya yang Ditimbulkan

Suntik Silikon Efek Tetapi, ini berbeda dengan suntik silikon di salon atau pusat kecantikan. Di beberapa negara, suntik silikon untuk argumen kecantikan ini bahkan juga dipandang ilegal dan dilarang. Walau di Indonesia tidak ada ketentuan khusus yang meluluskan atau larang praktek ini, Anda disarankan tidak untuk jalani proses ini, terutama bila tanpa pemantauan dokter.

Dampak Samping Suntik Silikon
Silikon mempunyai berbagai macam wujud dan tidak semuanya pas dipakai pada manusia. Disamping itu, suntik silikon dapat memunculkan dampak tetap. Efeknya dapat tampil sebentar atau dalam kurun waktu sekian tahun sesudah penyuntikan. Suntik Silikon Efek
Di bawah ini ialah beberapa efek suntik silikon yang beresiko untuk kesehatan:
1. Reaksi di kulit
Pemakaian suntik silikon dalam hilangkan keriput di muka atau mempercantik wujud badan bisa memunculkan reaksi pada posisi penyuntikan. Reaksi ini dapat berbentuk bengkak atau kebiruran di kulit.
Disamping itu, penyuntikan silikon bisa juga memunculkan reaksi alergi, seperti kemerahan, bengkak, merasa sakit, gatal, dan munculnya tonjolan pada tempat yang disuntik.
2. Stroke
Silikon benar-benar gampang beralih dan menebar dari 1 anggota badan ke sisi yang lain. Saat disuntikkan ke tempat yang memiliki kandungan banyak pembuluh darah, seperti muka dan pantat, silikon dapat memunculkan sumbatan dan merintangi saluran darah pada pembuluh darah di otak. Bila ini terjadi, karena itu dapat memunculkan stroke.
3. Granuloma
Suntik silikon bisa mengakibatkan infeksi pada kumpulan sel tubuh yang membuat jaringan itu hancur dan mengeras. Dalam istilah klinis, keadaan ini dikenali sebagai granuloma. Ini bisa memunculkan tanda-tanda timbulnya tonjolan yang keras dan ngilu, dan kerusakan kumpulan sel tubuh di posisi penyuntikan silikon.
4. Emboli paru
Suntik silikon beresiko memunculkan emboli paru atau penyumbatan di pembuluh darah paru-paru. Keadaan ini benar-benar serius dan membutuhkan pengatasan klinis secepat-cepatnya, sebab bisa memunculkan kerusakan tetap pada paru-paru sampai kematian.
5. Resiko infeksi HIV dan Hepatitis
Suntik silikon yang dilaksanakan bukan oleh dokter sering tidak pedulikan segi keamanan dan keselamatan pasien. Pemakaian jarum suntik yang tidak steril dan berganti-gantian tingkatkan resiko penyebaran HIV/AIDS, hepatitis B, dan hepatitis C. Ini bisa muncul karena pencampuran darah dari penggunaan jarum yang berganti-gantian.